Jika ada sungai madu, aku sudah terjun menyelam seperti bebek
Jika ada sungai madu, aku sudah berenang kedasarnya sekarang
Dan tak akan pernah muncul lagi kedarat
Saat matahari hangat menyinari pintu gubuk belakangku suatu hari
Otomatis pintu kamar lubuk hatiku terbuka lebar
Mungkin saja dapat menyihir hatiku mengkristal berlian
Kuciptakan lagu recehan buat show ditengah jalan kota
Aku seniman gelandangan bukan kriminal keren
Kelasku kelas tanah, penggemarku golongan akar tanah
Besok aku pergi kerumah dermawan, antri dapat sedekah
Bergetar lututku, dipundakku ada tubuh kaku perempuan tua
Terinjak kaki-kaki frustasi mereka yang kelaparan
Jika keringat asamku mengaliri sungai takdir
Belokkan arusnya kearah istana presiden
Mungkin aromanya mampu menyentuh hati istana
Redupkan lampu kamarmu, rasakan remangnya malam
Dengar rintihan suara-suara syahdu gitar tuaku dibisikan angin
Menyelimuti tubuh-tubuh kurus kelelahan dalam pangkuan gelap
Jangan hancurkan gitar tua ini, dengarkan suara melodinya
Menggairahkan anak jalanan berdendang ria walau tanpa arahan
Tumbuk saja hatiku hingga terbebas dari keluhan luka raga merana
Jika di Jakarta ada sungai keringat orang miskin
Kawan... hanyutkan bangkaiku ini ke istana wakil rakyat
Mungkin mampu membangunkan mereka yang tertidur pulas
Ah... Jika ada sungai madu, aku akan menyelam kedasarnya
December 26, 2011
Mabuk "PETE"
Pagi ini orang-orang kantor pada pesta "PETE". Aku yang sangat-sangat anti "PETE" jadi mabuk karena mencium baunya yang super duper bikin pengen muntah. Meskipun aku udah pakai masker yang di semprot parfum tapi tetep ja tuh bau "PETE" mampir ke hidungku.. Benar-benar pagi yang kelam hari ini (-̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩)
Labels:
MY STORY
PANDANGI AKU SAJA
Hey... kamu sosok yang amat aku rindu
Jangan menoleh ke arah itu
Pandangi aku saja
Hey... kamu jiwa yang sangat aku puja
Jangan melihat ke arah itu
Pandangi aku saja
Hey... kamu hati yang begitu terpilih
Jangan memandang ke arah itu
Pandangi aku saja
Aku adalah bukti dari keyakinanmu atas cinta
Aku adalah saksi dari keinginanmu atas kasih
Aku adalah desir dari alur detak jantungmu
Pandangi aku saja, pandangi aku saja!
Jangan menoleh ke arah itu
Pandangi aku saja
Hey... kamu jiwa yang sangat aku puja
Jangan melihat ke arah itu
Pandangi aku saja
Hey... kamu hati yang begitu terpilih
Jangan memandang ke arah itu
Pandangi aku saja
Aku adalah bukti dari keyakinanmu atas cinta
Aku adalah saksi dari keinginanmu atas kasih
Aku adalah desir dari alur detak jantungmu
Pandangi aku saja, pandangi aku saja!
MUNGKIN BENAR ADANYA
Mungkin benar adanya
Bahwa hanya ada satu cinta di dunia
Cinta yang membawamu pada pengorbanan hati
Mungkin benar adanya
Bahwa kasih tercipta dari tangan kokoh sang raja
Kasih yang mendamaikan dunia dari takut dan amarah...
Mungkin benar adanya
Bahwa sayang yang membuatmu menari,
Menari bertelanjang kaki...
Sayang yang tak luput dari rindu dan asmara
Hmm... Mungkin benar pula adanya
Tentang keberadaan aku di hatimu
Yang terkurung rapat
Yang terkunci dekap
Tanpa celah untuk meragui
Bahwa hanya ada satu cinta di dunia
Cinta yang membawamu pada pengorbanan hati
Mungkin benar adanya
Bahwa kasih tercipta dari tangan kokoh sang raja
Kasih yang mendamaikan dunia dari takut dan amarah...
Mungkin benar adanya
Bahwa sayang yang membuatmu menari,
Menari bertelanjang kaki...
Sayang yang tak luput dari rindu dan asmara
Hmm... Mungkin benar pula adanya
Tentang keberadaan aku di hatimu
Yang terkurung rapat
Yang terkunci dekap
Tanpa celah untuk meragui
Labels:
my feel
Episode Rintik dan Mawar
Lidahku kelu
Untuk memaparkan isi kalbu
Jangan dua tiga kata
Ungkapan seribu rasa
Satu huruf pun
Tak akan pernah jadi
Dan kau yang lugu
Kutatap jeli warnamu
Penuh keberanian
Bahasa bisumu
Dipahami setiap insan
Lalu kutitipkan kata cinta
Padamu mawar merah
Bagi rintik yang membuat hatiku basah
Sebelum hujan kian mereda
Untuk memaparkan isi kalbu
Jangan dua tiga kata
Ungkapan seribu rasa
Satu huruf pun
Tak akan pernah jadi
Dan kau yang lugu
Kutatap jeli warnamu
Penuh keberanian
Bahasa bisumu
Dipahami setiap insan
Lalu kutitipkan kata cinta
Padamu mawar merah
Bagi rintik yang membuat hatiku basah
Sebelum hujan kian mereda
Labels:
my feel
GARIS-GARIS PUTUS
Aku hanya sebuah garis tengah
Walau ku tak pernah tahu
Kenapa aku harus ada di garis itu
Garisku tak pernah terlihat
Bahkan mungkin
Hanya sebuah garis putus-putus
Yang membuat dirimu bingung
Aku hanyalah sebuah garis tengah
Yang ada di antara dua perbedaan
Dan dua sisi kehidupan
Aku hanyalah sebuah garis tengah yang rapuh
Dan bukan sebuah garis yang sempurna
Labels:
AUFKLARUNG
AKU
Siapa aku…
Aku tak tahu
Apa yang aku cari…
Aku juga tidak tahu
Aku bingung
Seperti apakah jati diriku
Apakah lonjong, kasar atau halus
Tapi sebenarnya
Aku bagaikan bunglon
Yang selalu berubah
Aku ingin menemukan
Siapa aku sebenarnya
Tapi…
Tak ada seorang pun
Yang datang membantu
Aku ingin seperti mereka
Mencurahkan semua keresahan di hati…
Namun aku tak bisa
Siapa yang aku percaya
Hatiku beku
Walaupun terkadang ada tetesan air es
Yang jatuh ke telaga
Tapi tak semuanya akan mencair
Hanya satu yang mampu memahamiku
Sebuah puisi…
Labels:
my feel
December 25, 2011
Bukan Karena CINTA
Cinta tak pernah meminta
Angin mengugurkan daun
Saat musin kering tiba
Tiada pohon tumbuh tinggi
Menembus langit biru
Tak perlu risau mawar
Jatuh pada kubangan comberan
Selagi tumbuh di taman
Kumbang pasti datang
Menyambut pesona cinta
Dari kedalaman kelopak
Yang kau jaga rapat
Bukan karena cinta
Bila mawar harus layu
Karena rayuan angin jalang
Aroma putih cintamu
Tercium dari beribu jarak
Yang tak pernah terduga
Bukan karena cinta
Bila mawar tak lagi berduri
Dan angin dengan mudah
Menjatuhkan mahkotamu
LELAKIKU
Lelakiku...
Terus terang hanya melihatmu saja
Hati ini sudah merasa senang
Tetapi mengapa kau lebih kerap membuatku cemas
Lelakiku...
Dimanakah sekarang kau berada
Mengapa kau menghilang
Jika kau tak kuat menahan beban itu semua
Jangan pikul sendiri
Berbagilah padaku
Lepaskan semuanya
Berteriaklah
Jika memang batinmu merasa sesak
Menangislah lelakiku
Menangislah untukku
Jangan kau sok kuat
Karena aku tahu saat ini kau butuh aku
Kumohon lelakiku...
Setiap kali aku melihatmu tertawa
Batinku terasa teriris
Karena aku tahu sedalam apa lukamu
Jika hatimu hancur,
Biarkan aku merekatnya satu demi satu
Dan biarkan aku mengobati lukamu
Menangislah lelakiku, dan relakan semuanya
Kau sudah terlalu lelah,
Luapkan semuanya padaku
Lalu tidurlah...
Dan esok pagi
Kau harus bangun sebagai lelakiku yang dulu
Yang selembut air
Sedingin salju, namun...
Sedahsyat banjir...
Terus terang hanya melihatmu saja
Hati ini sudah merasa senang
Tetapi mengapa kau lebih kerap membuatku cemas
Lelakiku...
Dimanakah sekarang kau berada
Mengapa kau menghilang
Jika kau tak kuat menahan beban itu semua
Jangan pikul sendiri
Berbagilah padaku
Lepaskan semuanya
Berteriaklah
Jika memang batinmu merasa sesak
Menangislah lelakiku
Menangislah untukku
Jangan kau sok kuat
Karena aku tahu saat ini kau butuh aku
Kumohon lelakiku...
Setiap kali aku melihatmu tertawa
Batinku terasa teriris
Karena aku tahu sedalam apa lukamu
Jika hatimu hancur,
Biarkan aku merekatnya satu demi satu
Dan biarkan aku mengobati lukamu
Menangislah lelakiku, dan relakan semuanya
Kau sudah terlalu lelah,
Luapkan semuanya padaku
Lalu tidurlah...
Dan esok pagi
Kau harus bangun sebagai lelakiku yang dulu
Yang selembut air
Sedingin salju, namun...
Sedahsyat banjir...
December 23, 2011
Various Expressions of My Little Nephew "Geisha"
![]() |
Expression of a geisha when wearing a new hat |
![]() |
Geisha look in the mirror |
![]() |
Expression on the face geisha |
![]() |
Geisha when she was drinking milk |
Labels:
MY LITTLE NEPHEW,
MY STORY
New Monitor \(◦'⌣'◦)/
Finally, after several months of using the old monitor, yesterday afternoon my boss bought me a new monitor and I get the LED monitor. Thank you boss had bought a new monitor for me.
I'm happy with new monitor \(^u^)/
I'm happy with new monitor \(^u^)/
Labels:
MY STORY
December 21, 2011
December 18, 2011
KATAKAN PADANYA AKU PERNAH (MASIH) MENCINTAIMU…
Katakan pada seseorang yang mencintaimu, sepasang lengan yang kini memeluk kesedihanmu, ialah lengan masa silamku yang tak pernah jera mendoakan kecemasanmu.
Katakan pada seseorang yang merawat luka-lukamu, sepasang bahu yang kini menjadi sandaran rindu dan cemburumu, ialah bahu masa silamku yang menopang segala yang nyeri dan pilu.
Katakan pada seseorang yang mendoakan kebahagiaanmu, debar dada yang kini selalu mendenyutkan kebaikanmu, ialah debar dada masa silamku yang selalu mengkhawatirkan keselamatanmu.
Katakan pada seseorang yang kini (lebih) mencintaimu, katakan semampu yang kau tahu: “Aku pernah mencintaimu, lebih dari yang kau dan cinta tahu…”. Berjanjilah kepadaku, berjanjilah kepada waktu, engkau akan mengatakan pada seseorang yang kini mencintaimu ~ agar aku tentram dalam masa lalumu, agar aku nyaman dalam rumah ingatanmu.
Labels:
BROKEN HEART,
HIM,
LOVE,
my feel
SETIA DALAM KESENDIRIAN
Aku sangat menikmati suasana ini, aroma khas kopi dari mesin pencacah yang masih tradisional, senja di suatu cafe.
Pandanganku terusik pada sosok pria di sudut cafe, wajahnya tampan dengan tatapan mata sayu, senyumnya dingin tanpa ekspresi.
Mataku nanar mengamati gerak geriknya, ia memesan kopi tanpa gula. “Aneh.. dari cara minumnya, aku sangat mengenal sosok pria itu”. Aku terdiam, belum berani menyapanya.
Rasa penasaran semakin menyeruak, kuberanikan diri duduk di kursi kosong sebelahnya. Perlahan dia keluarkan kertas kecil, ”cafe ini selalu ramai, tapi hatiku tetap kesepian…”, sebuah coretan tangan yang mulai memudar.
Kepalaku mendadak pusing, ingatanku melayang ke masa lalu, aku pernah menulis kalimat itu untuk kekasihku. Lima tahun silam, sebelum senja itu merenggut nyawaku.
SEBUAH PANTAI YANG TAK SEMPAT KITA BERI NAMA
“Yang terakhir memberi pelukan, adalah yang pertama memberikan kesedihan”
Kuziarahi pantaimu, memunguti sisa-sisa larung kepedihan, yang sebentar lagi terbawa angin selatan.
Masih membekas di peziarahan itu, setangkup dupa, kembang tujuh warna, dan tapak-tapak sunyi yang semalam memelukmu.
“Aku hanya mampu mencintaimu seumur hidupku, selebihnya biar Tuhan yang merawat kesedihanmu”
Hari sebelum kemarin, kita telah sampai pada ujung kesedihan, puncak segala kebahagiaan di sebuah pantai yang tak sempat kita beri nama.
“Kita telah sampai di ujung sepi, dan tak pernah tahu bagaimana mengemas perasaan-perasaan ini”
Di pantai sunyimu, di pantai sepimu, kesedihanku ada untuk ketiadaanmu.
“Separuh ingatan telah pergi, dan Tuhan tak juga memberi kebahagiaan yang kucari”
KESEDIHAN YANG MENULIS RIWAYAT-RIWAYATNYA
“Aku akan mencintaimu seumur hidupku, selebihnya biar Tuhan yang merawat kesedihanmu”
Langit begitu murung melepaskan rintik kesedihan, seolah-olah ia tahu, tak semua cinta bisa melimpahkan kebahagiaan.
“Kita pun tak pernah paham, untuk apa cinta menciptakan kebahagiaan”
Di kedalaman matamu, yang timbul tenggelam, tak tersentuh perahu-perahu doamu, ialah kesedihanku: seandainya engkau tahu , dan mau tahu…(tapi waktu lebih sering menidurkan kesadaranmu)
Bahkan, jika engkau tak mampu mencintaiku, setidaknya engkau tidak menciptakan kesakitan-kesakitan di rahim waktu. Sebab, mencintaimu adalah merawat kesedihanmu, membahagiakan kesunyianmu.
Aku ingin menjadi sesuatu, yang hanya bisa kau pahami dengan denyut jantungmu, dengan rindu, dengan cemburu, dan birahi kesakitanmu.
“Cintailah aku semampumu, semampu engkau mengelabuhi waktu”
Kepada waktu, telah kutitipkan rindu, agar cinta bersemayam tenang dalam rumah ingatanmu.
“Dan pada akhirnya, kenangan adalah tempat ternyaman bagi kecemasan-kecemasan berpulang…”
Lalu, untuk apa kususun kata-kata dalam puisi, jika sesuatu yg kuyakini abadi, hanya menyisakan riwayat-riwayat nyeri.
Di sudut kesunyian, di lengang malam yang baru saja tiba, Tuhan pun terdiam, tak memberi yang kesedihan minta.
Kita telah sama-sama menentukan sebuah jalan, jalan yg sama-sama tak ingin kita pilih, sebuah jalan,yg cinta sebut masa silam.
Labels:
BROKEN HEART,
LOVE
December 16, 2011
Seakan-akan Masih Abadi
Seakan-akan masih abadi
Gerimis di lembah sore hari
Setelah hinggap di antara lalu lalang
Julang pohon yang tertinggal
Tapi,
Setelah sampai ke kota yang kita tuju
Pemberhentian tiba-tiba menyelinapkan tubuhmu
Yang tak pula reda dalam perjalanan luka
Hari ini,
Aku begitu rindu pada seruas matahari atau bulan
Yang pernah kau cipta tanpa air mata...
Gerimis di lembah sore hari
Setelah hinggap di antara lalu lalang
Julang pohon yang tertinggal
Tapi,
Setelah sampai ke kota yang kita tuju
Pemberhentian tiba-tiba menyelinapkan tubuhmu
Yang tak pula reda dalam perjalanan luka
Hari ini,
Aku begitu rindu pada seruas matahari atau bulan
Yang pernah kau cipta tanpa air mata...
Simulakrum
Kau adalah sebuah tanda seru
Dalam ribuan tanda tanya
Di lembah titik tunggu
Yang mengurung satu nyawaku
Dan labirin telah terputus di ujung gelap
Terhenyak lamunan cahaya di dinding mimpi
Semburat manis dalam keping - keping cinta tipis
Lembut terkecup di pelupuk matamu
Rinduku pun luruh di kelopak kasih
Tentram.. Damai.. Dan hangat..
Kau dan aku
Dalam dimensi hitam putih
Dalam ribuan tanda tanya
Di lembah titik tunggu
Yang mengurung satu nyawaku
Dan labirin telah terputus di ujung gelap
Terhenyak lamunan cahaya di dinding mimpi
Semburat manis dalam keping - keping cinta tipis
Lembut terkecup di pelupuk matamu
Rinduku pun luruh di kelopak kasih
Tentram.. Damai.. Dan hangat..
Kau dan aku
Dalam dimensi hitam putih
Perpisahan
Awal bersama, bahagia terasa
Ketika berpisah, sakit bagai terpanah
Duka melanda jiwa yang terselimuti lara
Hembusan angin itu
Menyapu kebahagiaanku
Membawa kekasihku pergi
Jauh.. Hilang.. Tak kembali
Wahai kekasihku
Tanpamu tak ada lagi curahan hati
Kesetiaanmu, lekukan lesung pipi
Akan terlukis indah dalam angan selalu
Kemesraan denganmu, tetap terasa dalam jiwaku
Perpisahan ini, biarlah terpendam saja dalam hati
Ketika berpisah, sakit bagai terpanah
Duka melanda jiwa yang terselimuti lara
Hembusan angin itu
Menyapu kebahagiaanku
Membawa kekasihku pergi
Jauh.. Hilang.. Tak kembali
Wahai kekasihku
Tanpamu tak ada lagi curahan hati
Kesetiaanmu, lekukan lesung pipi
Akan terlukis indah dalam angan selalu
Kemesraan denganmu, tetap terasa dalam jiwaku
Perpisahan ini, biarlah terpendam saja dalam hati
Labels:
BROKEN HEART,
HIM,
my feel,
MY STORY
Subscribe to:
Posts (Atom)