Jika ada sungai madu, aku sudah terjun menyelam seperti bebek
Jika ada sungai madu, aku sudah berenang kedasarnya sekarang
Dan tak akan pernah muncul lagi kedarat
Saat matahari hangat menyinari pintu gubuk belakangku suatu hari
Otomatis pintu kamar lubuk hatiku terbuka lebar
Mungkin saja dapat menyihir hatiku mengkristal berlian
Kuciptakan lagu recehan buat show ditengah jalan kota
Aku seniman gelandangan bukan kriminal keren
Kelasku kelas tanah, penggemarku golongan akar tanah
Besok aku pergi kerumah dermawan, antri dapat sedekah
Bergetar lututku, dipundakku ada tubuh kaku perempuan tua
Terinjak kaki-kaki frustasi mereka yang kelaparan
Jika keringat asamku mengaliri sungai takdir
Belokkan arusnya kearah istana presiden
Mungkin aromanya mampu menyentuh hati istana
Redupkan lampu kamarmu, rasakan remangnya malam
Dengar rintihan suara-suara syahdu gitar tuaku dibisikan angin
Menyelimuti tubuh-tubuh kurus kelelahan dalam pangkuan gelap
Jangan hancurkan gitar tua ini, dengarkan suara melodinya
Menggairahkan anak jalanan berdendang ria walau tanpa arahan
Tumbuk saja hatiku hingga terbebas dari keluhan luka raga merana
Jika di Jakarta ada sungai keringat orang miskin
Kawan... hanyutkan bangkaiku ini ke istana wakil rakyat
Mungkin mampu membangunkan mereka yang tertidur pulas
Ah... Jika ada sungai madu, aku akan menyelam kedasarnya
0 comments:
Post a Comment